May 31, 2010

Pertarungan Seumur Hidup

BismiLLAH

Kalah telak dalam pertempuran itu merupakan tamparan yang begitu menyakitkan. Ketika sisa-sisa pertempuran itu tidak meninggalkan sesuatu kecuali rasa kecewa, penyesalan yang membakar dan keterpurukan. Maka lihatlah dirimu yang masih tertutup debu arogansi. Mencoba untuk berjuang dengan resistensi hingga mati, namun kenyataan menuntutmu untuk hidup dengan realitas kekalahan. Dimana kau letakan dedikasimu kawan?

Hingga perjuanganmu usai, perang ini akan terus berlanjut. Perang antara kebenaran dan kepalsuan. Perang antara Haq dan Bathil. Dan letak medan pertempuran terbesar itu ada didalam dirimu. Yah, pertempuran satu lawan satu dengan hawa nafsumu. Pertarungan seumur hidup, yang harus kau menangkan.

Perlu kausadari, kau belum berakhir. Kau masih hidup. Kau masih memiliki nafas untuk di hirup. Kau masih memliki hari ini untuk kaucoba untuk bangkit sekali lagi. Setidaknya untuk hari ini. Masa lalu itu akan berlalu, dan esok masih misteri. Lalu apa yang kau khawatirkan? Apa yang kau sesali? Inilah hidupmu, hari ini!

Kontemplasikan sejenak perjalananmu. Adakah dia memberi manfaat untuk dirimu? Adakah manfaat kehadiranmu untuk orang lain? Adakah perbekalanmu itu cukup untuk sebuah tempat yang tidak akan mampu kau tebak dengan akal pikiranmu? Namun kau pasti akan tiba disana! Ya, kau dan aku, kita semua, yang memiliki nyawa. Semua akan datang. KepadaNYA kita semua akan kembali.

Kelalaian itu musuh kita, jangan kau ikuti dia. Bersamanya ada banyak dusta, bersamanya ada banyak nestapa. Kelalaian dari mengingatNYA, akan membuat kita semakin terhina. Mungkin tidak didunia, namun adakah yang bisa menjamin kita tidak terhina di hari akhir? Apakah harta yang banyak itu, mampu membayar malaikat sehingga ia akan menaruhmu di shaff orang yang beruntung? Apakah mode pakaianmu yang up to date dan modis itu mampu menutupi auratmu? Ketika semua mahluk datang dalam keadaan seperti ketika ia dilahirkan, kecuali mereka yang mendapat syafaat dari TuhanNYA.

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan ALLAH, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada ALLAH? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan jannah yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal. QS.3:135-136

Kembalilah berbenah, atur kembali barisanmu. Kembalilah ke medan pertempuranmu, karena tak ada tempat untuk pengecut yang mencoba untuk lari dari musuhnya. Pilihannya hanya hadapi atau mati. Bangkitlah ! Penuhi seruan TuhanMU, ALLAHu Rabbal 'Alaamiin. Ketahuilah, tak ada yang sia-sia ketika semuanya kau niatkan hanya untukNYA. Berusahalah untuk berikan yang terbaik, tunjukan kesungguhanmu, lalu bertawakkalah secara total kepadaNYA. Ikhtiar menuntut keikhlasan, sebagaimana perjuangan ini menuntut pengorbanan.

Bakar dirimu seperti lilin yang berupaya mengusir kelam dengan sinarnya yang terbatas, atau seperti air yang menghancurkan dirinya menjadir parikel-partikel uap untuk mengangkasa dan menebarkan manfaat ke segala penjuru. Dan jangan pernah merasa selesai sebelum mata itu memutih dan darah itu mengering. Jangan pernah katakan usai, sebelum kaki itu berpijak di JannahNYA. Semoga kita bisa menetap abadi disana, sebuah tempat milikNYA yang dijanjikan untuk mereka yang berjuang hanya untukNYA, Sang Penguasa Semesta Raya, ALLAH Yang Maha Pemurah lagi Maha Bijaksana

WaALLAHua'lambishawwab

May 25, 2010

Disana Ia Menunggu Terik

Terik mentari yang membara bersama aspal jalanan. Membakar kulit menjadikannya legam. Dipesisir yang begitu kering seperti sahara. Dan angin yang kadang tak kuat untuk berhembus. Dedaunan pun enggan untuk bergerak, karena terik membuat mereka lelah.

Berbeda dengan Air, kini mereka menguap ke angkasa. Dalam kondisi dimana keadaan lain membuat ragam aktifitas terhenti. Namun Ia terus terbang mengangkasa, menghancurkan dirinya untuk menjadi partikel-partikel uap. Kemudian bersama-sama mereka bergabung menjadi karavan awan-awan. Berjalan menyusuri langit, untuk menunaikan tugasnya. Mencari tempat untuk turun dan memberikan manfaat.

Dalam perjalanannya pun uap-uap air tadi mengalami banyak rintangan. Gesekan antara partikel dapat berubah menjadi petir yang menggelegar. Namun tujuan dari arti existensi mereka menjadikan mereka konsisten untuk tetap berjalan bersama awan.

Ketika tiba waktu bagi mereka untuk melewati fase berikutnya dari siklus kehidupan mereka. Maka kini setelah tinggi mengangkasa bersama awan-awan, ia tak segan untuk kembali ke bawah. Untuk kembali mengalir. Dimanapun mereka berada, mereka akan terus mencoba mengisi kekosongan karena itulah sifat mereka.

Tiba mereka di daerah yang landai nan subur, maka mereka meresap hingga kedalam bumi. Disana mereka bertemu akar dan bersahabat dengan mereka. Sehingga lahirlah tunas-tunas hijau yang menyejukan mata.

Ketika mereka hadir di perkotaan, maka mereka bersahabat dengan angin dan menyapu bersih debu. Membasahi atap rumah. Memberikan kesejukan. Namun adakalanya keadaan membuat mereka menjadi bersalah. Padahal maksud tujuan mereka tidaklah demikian. Mereka hanya ingin mengalir, namun sampah yang menumpuk, sanitasi yang kurang memadai menjadikan mereka musuh bagi manusia.

Dan kini setelah sekian banyak aktifitas dilalui, setelah banyak manfaat yang mereka berikan. Sudah saatnya bagi apa yang tersisa dari dirinya untuk kembali ke lautan. Disana ia menunggu terik untuk kembali terbang mengangkasa.


May 24, 2010

Sedikit Namun Berkualitas

BismiLLAH

Kusempatkan di malam yang sepi, yang hanya terdengar deru angin meniup rindang pepohonan, untuk kembali menuliskan isi hati ini. Sebelum menulis saya menyempatkan membuka kembali folder-folder bersejarah dalam laptop saya untuk kembali mengintrospeksi diri. Sangat mengharukan ketika membaca satu per satu file yang pernah saya tulis. Ternyata semua hal yang saya rasakan masih berada disana. Saya sangat suka menyimpan sejarah. Bahkan kertas skenario drama saya ketika kelas 1 smp saya pun masih ada. Biarlah...biarlah semua jadi kenangan.

Selepas isya tadi, saya melihat ke angkasa. Dan hal ini biasa saya lakukan. Saya sangat suka memandang langit ketika malam. Ketika bulan itu ada disana beserta bintang-bintang yang bertaburan, seolah itu adalah lukisan yang mempesona seorang seniman. Seraya bertasbih kepada ALLAH Yang Maha Pemurah, selalu terbersit di dalam hati sebuah harapan. Harapan yang selalu hadir untuk terus menjalani hari dengan penuh ketaqwaan total kepadaNYA.

Banyak kisah yang belum usai, dan semoga ALLAH memeperkenankan hambaNYA ini untuk menyelesaikannya. Banyak ujian yang harus di jawab, dan semoga ALLAH mengampuni dan meridhai jawaban hambaNYA ini. Banyak hal yang harus dibenahi, dan semoga ALLAH memberikan karuniaNYA agar semua dapat terpenuhi.

Episode yang menanti kita tak akan pernah kita ketahui seperti apa rupa dan rasanya. Semua telah ada masanya dan skenarioNYA tak akan tertandingi keindahannya. Masih ragukah dengan ketentuanNYA? Masih mempertanyakankah keadilanNYA? Semoga ALLAH memberikan kesabaran dan meneguhkan pijakan kakimu kawan !

Terheran-heran dengan cita-cita hari kemarin yang sudah menjelma nyata hari ini. Lalu apakah cita-cita hari ini akan menjadi sebuah kenyataan atau hanya tersimpan di balik memory yang suatu saat akan terpendam bersama jutaan memory lain. WaALLAHua'lam...hanya ALLAH Yang Maha Tahu. Kita sebagai insan, hanya mampu berjuang pada wilayah ikhtiar. Kesungguh-sungguhan dalam amal di jalanNYA dan senandung doa yang terus kita lantunkan hanya untuk mengharap keridhaanNYA, itu semua adalah ikhtiar yang jauh lebih baik daripada hanya duduk dan berharap keajaiban akan terjadi.

Bukankah mereka yang menang dalam pertempuran badar tidak hanya berdiam diri di atas bukit, kemudian 1000 pasukan kufar itu lumat dengan sendirinya. Tapi mereka semua turun untuk berjuang tanpa terkecuali, bahkan RasuluLLAH SAW pun ikut beramal (baca : berperang) bersama mereka. Ketika ALLAH azzawajall melihat kesungguhan didalam hati mereka, maka pertolonganNYA hadir. Dan kini sejarah mencatat, bahwa jumlah yang banyak tanpa kualitas akan kalah telak dengan jumlah sedikit namun berkualitas. Sedikit muslim yang berkualitas itu jauh lebih dahsyat dari puluhan juta muslim yang tak mampu memberikan manfaat.

Intinya adalah tingkatkan terus kualitas diri. Cernalah ilmu pengetahuan hingga ia berfotosintesa bersama cerahnya amal perbuatan. Hingga tumbuh tinggilah sebuah peradaban berahlak mulia. Namun juga kita harus waspada dengan ego yang menjadi hambatan dalam meluruskan niat. Teruslah berusaha, dan dedikasikan semua hanya untukNYA. Karena nafas yang kita hirup saat ini adalah milikNYA. Islam tidak membutuhkan kita kawan! Namun bagaimana hidup kita tanpa cahaya Islam? Disini pilihan itu kembali kepadamu. Lalu ketika petunjuk itu hadir, istiqamahlah! Maka petunjuk lain yang membimbingmu akan segera datang. InsyaALLAH!

WaALLAHua'lambishawwab

Perlawanan Terhadap Kepalsuan

BismiLLAH

Sebenarnya ketika menulis ini, hati saya sedang kacau balau. Mengapa? Karena kegelisahan yang bodoh, terlalu mengharap kepada mahluk, dan sakit yang sangat tidak relevan. Lucu juga ketika dipikir-pikir, mengapa saya harus menghambat kerja saya hanya untuk memikirkan hal yang tidak penting. Setelah beberapa kali mengucap istighfar dan memohon petunjuk kepada ALLAH SWT, akhirnya saya sadar bahwa semua ini hanya ujian untuk menguji saya.

Usaha syetan terkutuk untuk mempengaruhi nuansa hati emang gag ada matinye. Setiap saat, setiap waktu, selalu diusahakan semaksimal mungkin untuk menyesatkan manusia. Pertama, dia bisikan bahwa dialah jodoh untukmu, lalu ia bisikan kelak kau akan kehilangan dia selama-lamanya. Seketika hati menjadi resah dan gelisah. Padahal tidak ada apa-apa. Beginilah usahanya untuk melunturkan iman, mengalihkan dzikr kita dari yang selalu mengingat ALLAH SWT menjadi mengingat sesuatu yang tak pantas.

Urusan jodoh adalah urusan ALLAH Azzawajall. Sama seperti rezeki yang kita peroleh setiap harinya tanpa kurang sedikitpun. Ketika setiap hari-hari kita dilalui dengan kesyukuran, maka karuniaNYA akan bertambah. Ketika waktu itu hadir, maka ia adalah karunia ALLAH yang harus selalu disyukuri. Ketika belum saatnya maka hiasilah langkahmu dengan kesabaran dan tawakkal total kepada ALLAH.

Dan orang-orang yang tidak mampu nikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-NYA...QS. 24:23

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU), maka sesungguhnya azab-KU sangat pedih". QS. 14:7

Maka syukurilah setiap kesempatan, syukurilah setiap keterbatasan, syukurilah setiap hembusan nafas yang masih tersisa. Jadikan kesyukuran menjadi senjata ampuh untuk membuat para syetan dongkol. Dengan sikap yang penuh kesyukuran inilah kita mampu menghadapi semua masalah dengan bijak. Bijak tidak akan terbangun dengan sendirinya melainkan di butuhkan proses lain berupa kesabaran yang indah.

Dua senjata yang mampu meluluhlantakan ego, yaitu syukur dan sabar. Bila ada ujian dariNYA maka berusahalah maksimal untuk selalu bersabar, dan ketika datang karuniaNYA maka hiasilah lisan dan nuranimu dengan taburan kesyukuran. Sebuah suasana hati yang tak hanya ditulis oleh susunan kata-kata yang indah, namun dia perlu sebuah bentuk realisasi perbuatan yang tulus mengharap ridha ALLAH SWT.

Kembali ke masalah jodoh, yang kadang terlampau diharapkan. Sehingga ujung-ujungnya ketika tidak kesampaian maksudnya, maka akan membuat bathin tersiksa. Tidak mau makan, menangis berlebihan, (kalau menangisnya karena dosa-dosanya sih tidak mengapa, tetapi ini menangisi sesuatu yang fana) dan lain sebagainya yang logikanya sangat tidak relevan. Seperti saya katakan di awal “sangat lucu”, saya menertawai diri sendiri, karena saya masih bodoh dan melakukan hal tersebut.

RasuluLLAH SAW bersabda“Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada ALLAH dan Rasul-NYA, maka hijrahnya itu kepada ALLAH dan Rasul-NYA. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau 'karena seorang wanita yang akan dinikahinya', maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. (Hadits pertama dalam Hadits Arba'in An-Nawawi)

Sekarang mari kita bertanya pada diri sendiri. Fokus anda berdakwah, menyebarkan berita gembira ini, menyampaikan risalah yang mulia ini apakah hanya untuk mendapat sponsor resmi atas wanita yang kalian incar? AstagfiruLLAH. Terlalu dangkal dan sangat rendah sekali apa yang ada di benak anda, padahal ALLAH Azzawajall dan RasulNYA jauh lebih berharga, jauh lebih indah, jauh lebih kekal. Sungguh sangat tidak realistis ketika kita membandingkan sesuatu yang bernilai dengan yang tak ada nilainya sama sekali.

Mengapa tidak bernilai? Karena segala hubungan yang terbangun antara pria dan wanita yang bukan mahram yang tidak terikat oleh ikatan janji setia pernikahan hanyalah ILUSI atau TIPU DAYA. Dan ilusi inilah adalah jebakan syetan yang paling ampuh untuk menyusup kedalam diri ini melalui jalur bebas hambatan yang bernama hawa nafsu. Ilusi juga yang menyebabkan orang kafir itu terpedaya, terjungkal hingga berjalan dengan mukanya.

Dan untuk perisai hati agar ia tak ternodai oleh busuknya bisikan syetan, perbaiki 'niat', perbanyaklah dzikr, perbanyaklah membaca Al Quran, perbanyaklah shalat sunnah, perbanyak shaum (puasa) sunnah, perbanyaklah amal-amal kebaikan. Jangan biarkan keluangan waktumu menjadikanmu manusia yang lalai dari mengingatNYA. Tunjukanlah kecintaan terhadap RasulNYA SAW, dengan selalu meneladaninya, bershalawat kepadanya dan mendoakannya beserta keluarga, sahabat, dan ummatnya agar selalu mendapat pertolongan dari ALLAH Azzawajall. Maka kepada siapa lagi kita memohon pertolongan selain kepada ALLAH Yang Maha Perkasa Maha Bijaksana.

WaALLAHu'alambishawwab



May 21, 2010

Repost : Izinkanku berbicara tentang cinta

BismiLLAH

Ba'da Tahmid wa Shollawat.

Dalam keluhan yang terlontar bersama perihnya mata memandang sebuah fenomena yang tak asing. Sebuah fenomena yang membuat dada terasa diiris pisau tajam. Apakah yang menyakiti hati selain melihat seorang sahabat terus menerus berada dalam kefasikan. Dari jauh kuhanya bisa berkata bahwa jurang itu begitu dalam. Kukatakan bahwa tetaplah berpegang pada tali agama ALLAH. Namun ucapan ini tak lebih dari sekedar ocehan tak berarti dibandingkan dengan bisikan hawa nafsu yang penuh hasrat dan dengki. Dengan angkuh dirinya berkata “tenang kawan....angin ini tak kan sanggup membuatku terjatuh!”.

Mengatasnamakan dakwah untuk mempromosikan diri. Seolah dialah yang paling berahlak islami. Sehingga setiap mata memandang dirinya seolah tanpa cacat, dikagumi, dipuji, dan hingga dilabeli aktivis dakwah sejati. Itukah yang kau kejar kawan? Sebuah title dunia yang fana, sebuah arti dari eksistensi keberadaan dirimu, sebuah bukti bahwa kau telah berkontribusi dalam dakwah, sehingga kau merasa berhak dan layak atas 'ghonimah' yang terkumpul. Maka kefanaan dunia lebih kau kejar ketimbang nikmat syurga yang luasnya melebihi langit dan bumi. Sekali-kali TIDAK kawan ! Semua ini hanya ujian, HANYA UJIAN !!!

Lalu dimana dirimu ketika ummat ini merintih, menjerit karena hidupnya terlampau sulit. Ketika seorang anak Muslim harus menjalani hari-harinya tanpa bekal keimanan. Karena terpaksa harus membantu kedua orangtuanya yang miskin. Bersama panas aspal dan debu jalanan yang menambah dekil kulit dan pakaian mereka. Sedang ketika kita berlebih dalam rezeqi tak pernah kita pedulikan mereka. Lebih baik bagi kita untuk mengundang mereka yang berkelas daripada anak yatim dan orang miskin. Dan kini kau berteriak tentang KEADILAN, keadilan macam apa??? Omong kosong yang coba kau leburkan dengan hawa nafsu agar terlihat elegan di mata akhawat yang mengagumimu.

Dan kini, kau coba persempit makna indah sebuah kalimat “uhibbukum fiLLAH” dengan menjadikannya sebuah ungkapan kasih sayang kepada bukan mahram. Berkelit menggunakan label ukhuwah untuk semata-mata mencari secuil perhatian lawan jenis. Tertunduk mata tetapi lisan dan kata liar bersumber dari jari-jemari dan hawa nafsu. Berteriak “JANGAN DEKATI ZINA !!!” namun hati selalu mengingat sang pujaan fana. Menjadikannya motivasi niat sebuah amal yang fana, sebagaimana kefanaan akan kembali fana. Maka habislah amal dijilat api neraka.

Izinkanku berbicara tentang cinta. Cinta ibarat sebuah pelita dalam sebuah bangunan, yang menjadikan setiap bilik bercahaya benderang. Sehingga terlihatlah pancaran keindahan dari dinding-dinding ukhuwah yang terukir bersamanya ucapan salam dan ungkapan kasih sayang yang tulus karena mengharap keridhaan ALLAH Azzawajall semata. Inilah cinta yang terbangun atas keridhaan seorang hamba terhadap ketentuan ALLAH Azzawajall, atas Deen ini sebagai sistem hidup yang menyeluruh, dan atas utusanNYA yang membawa risalah mulia sekaligus sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Keridhaan yang menjadikan ALLAH dan RasulNYA sebagai prioritas, membela agamaNYA adalah pahala, dan dedikasi hidupnya hanya meraih ridha ALLAH Ta'ala semata.

Inilah cinta yang membawa kenikmatan dalam ketaaan kepadaNYA. Lihatlah Mush'ab bin Umair, si tampan yang lebih memilih bukit uhud yang gersang daripada seluruh wanita cantik quraisy yang mengaguminya. Dalam detik-detik terakhir sebelum syahid, walau dengan giginya dia mampu mengangkat kembali Panji Tauhid dan mengobarkan semangat juang kaum muslimin. Inilah kekuatan cinta sejati, cinta yang bersumber dari ridha Illahi. Memberikan kekuatan untuk bangkit, walau tubuh hancur dan tak utuh lagi.

Kini bangkitlah dari keterpurukanmu, susunlah kembali puing-puing keimanan yang telah kau hancurkan dengan egomu. Ucapkan dengan lantang dari lisanmu kalimat Tauhid yang menggetarkan, lalu tanamkan dengan kokoh didalam hatimu dan implementasikanlah dalam setiap tindakanmu. Teruslah bekerja dan beramal, tebarkan cinta dan pengetahuan. Lakukannlah semua dengan tulus ihklas mengharap ridha Sang Pemilik Cinta dan Pengetahuan. Janganlah mengharapkan balasan dari sesama manusia, tapi berharaplah dari ALLAH Azzawajall. KepadaNYA semua akan kembali, segala hasil yang kita upayakan merupakan kehendakNYA yang tak dapat kita campuri, sedang yang bisa kita lakukan adalah terus beramal dan mengharap keridhaanNYA.

Sebuah tulisan untuk diri saya prbadi, sebagai catatan agar senantiasa mencintaiNYA karena saya juga manusia biasa yang tak pernah lepas dari khilaf dan salah. Sebagai insan yang lemah dan tak berdaya, sudah sepatutnya bagi kita hanya memohon kekuatan kepadaNYA Yang Maha Perkasa.

WaALLAHua'lambishawwab

Repost : Muhassabah diatas airmata sajadah

Maka pada malam yang sepi, aku coba bertepi. Dari segala hiruk pikuk dunia yang buat jiwa semakin mati. Kusadari begitu bodohnya diri ini, terjebak dalam kehidupan sendiri. Betapa begitu banyak waktu yang terbuang untuk hal yang tidak penting. Betapa tersia-siakannya kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan. Kadang terlalu sombong dan naif, lalu tersedak, terhentak dan menangis sesengukan. Mata memerah dan suara serak, lalu luluh bersama tangis yang iringi sujud. Muhassabah diatas airmata sajadah.

Ketika diri coba reduksikan semua amarah yang membuncah, lalu coba selami makna cintanya Sang Maha Pemurah. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tak kuasa diri ini untuk berkata, pertanda lemahnya diri sebagai seorang hamba. Hamba yang selalu saja melakukan dosa dan amal yang selalu saja tak sempurna. Maka diri ini tak kenal putus asa. Karena yakin bahwa ALLAH Yang Maha Pengasih akan selalu memberikan ampunan kepada hambaNYA.

Disini kutetap berdiri, walaupun telah berkali-kali jatuh, terluka dan berdarah-darah. Kucoba untuk tetap membaca setiap bait hari dalam syair kehidupan. Syair yang coba teriakan isi hati. Karena diri ini begitu sulit untuk bercerita. Dan lidah yang selalu beku tuk ungkapkan rasa. Amal yang tak sempurna yang buatku terus mencoba tak kenal henti dan lelah. Dulu pernah kurasakan pekat jiwa yang hampa, lalu kini beralun melodi dalam nada kehidupan, seiring pelangi yang berikan warna indah pada ruhiyah.

Akankah diri tetap istiqamah tuk lakukan kebaikan kecil disetiap harinya? Atau kebaikan yang banyak namun hanya sekali dari sekian kesempatan yang ada? Atau malah kebaikan itu hilang bersama banyaknya maksiat yang terlaksana. Semoga ALLAH SWT memberikan keistiqamahan di hati kita untuk bisa selalu mensyukuri nikmatNya, melaksanakan semua perintahNYA dan menjauhi semua laranganNYA. Bersabar dan optimislah. Beribadahlah seolah tiada hari esok untuk kita. Lalu bekerjalah dalam rangka ibadah untuk seribu tahun lamanya. Lakukan kebaikan disetiap kesempatan, karena akhir usia bukan kita yang menentukan.

May 19, 2010

Pesona Sebuah Kebaikan

BismiLLAH

Menjelang ashar hari ini, dalam balutan detik-detik penuh arti. Setiap detik begitu berarti bagi mereka yang tak mau menyia-nyiakan kehidupan yang cuma sekali. Dan katakanlah pada mereka yang masih menanti, bahwa esok akan datang membawa sejuta mimpi. Katakanlah bahwa sesuatu yang pasti hanyalah KEMATIAN, yang siap datang ketika habis usia ini.

Dalam harapan untuk terus bisa bermanfaat bagi siapa pun, kapan pun dan dimana pun diri ini berada. Dengan keterbatasan yang saya miliki, setidaknya ada sedikit atau banyak manfaat yang dapat orang lain rasakan. Dalam kehadirannya dalam gelap, lilin dapat mengusir kelam. Atau, pada teriknya siang, semilir lembut angin begitu sangat melegakan. Atau pada gelapnya malam, maka ada bulan bintang yang menghiasi angkasa penuh keindahan.

Bermanfaat, itulah inti dari sebuah aktifitas sosial kehidupan. Dalam lingkungan, ketika kita mampu untuk memberikan kontribusi, maka akan banyak yang menyadari bahwa setidaknya kita tak hanya mampu menjalankan syariatNYA, namun juga kita mampu menuai syariat-syariat tersebut menjadi hal yang dapat dirasakan oleh orang lain sebagai 'manfaat'. Yang tentunya juga mendorong orang lain melakukan hal yang sama. Dari sinilah lahir sebuah semangat keteladanan (Qudwah) yang begitu kuat. Sehingga tidak hanya sedikit kebaikan yang dirasa, melainkan jutaan keindahan pesona sebuah kebaikan.

Bermanfaat untuk orang lain adalah sebuah keharusan bagi mereka yang mengaku muslim yang beriman. Sebuah hadits Dari Abu Hurairah radhiALLAHuanhu dia berkata : RasuluLLAH ShallALLAHu’alaihi wasallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya (Hadits Hasan riwayat Tirmidzi). Inilah teladan yang diberikan oleh RasuluLLAH saw, meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat itu merupakan kebaikan. Meninggalkan sesuatu yang tidak berguna, bukan berarti kita diam tanpa melakukan apa-apa, sebaliknya terus beramal dan menebar manfaat.

Dari setiap waktu yang hadir mengisi keluangan yang disediakan ALLAH Azzawjall kepada kita. Dari setiap kesempatan yang ada, maka penuhilah ia dengan ketaatan total dan juga manfaat bagi sesama. Jadikan lingkungan kita sebagai lahan untuk terus berkontribusi untuk melakukan kebaikan. Karena tidak ada yang sia-sia. ALLAH senantiasa melipatgandakan kebaikan yang kita lakukan. InsyaALLAH

WaALLAHua'lambishwwab







May 18, 2010

Sabar dan Maaf itu Indah

bismiLLAH

Goresan itu bernama amarah. Benar kita manusia biasa yang kadang masih bisa merasakan hal yang kadang membuat hati resah. Sebuah rasa yang membuat segala sesuatu terasa susah, hati menjadi gundah, dan pikiran menjadi gelisah. Ingin meluapkannya dengan membabi buta. Tetapi apa jadinya kalau amarah menguasai suasana hati? Apakah masalah akan selesai? Apakah amarah menjadi solusi agar gundah, resah, dan gelisah kita bisa menguap dan hilang ?

Saya rasa tidak. Amarah hanya akan menambah rentetan masalah baru. dia hanya akan menambah kesulitan kita dan juga orang lain. Dia hanya akan menambah keresahan dan kegelisahan. Sebagian mungkin berfikir ketika kita marah, maka yang dimarahi akan mengerti kalau dia sedang melakukan kesalahan. Lalu masalah akan selesai tanpa bekas, dan kehidupan berlanjut sebagaimana adanya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah yang kita marahi barusan adalah manusia juga seperti kita. Yang memiliki hati nurani dan perasaan. Jika kondisinya kita balik, maka apakah kita mau dimarahi? Kita ingin setiap usaha kita mendapat apresiasi, kritik pun yang sifatnya membangun. Bukan caci maki dan amarah. Jika kita bisa merasakan sakit, maka apakah kita mau menyakiti?

Jadi, solusi apa yang harus kita lakukan agar tidak ada yang dirugikan bila kita mengalami saat-saat ketika emosi sedang memuncak ?

Jawabannya mudah namun amat berat direalisasikan, mengapa? Karena untuk realisasi ucapan merupakan tanggung jawab setiap individu. Bisa saja saya mengatakan “bersabarlah !” namun wujud existensi kesabaran itu memerlukan usaha yang tidak mudah. Untuk itu saya ingin mengajak untuk bersabar dan memaafkan. Karena dengan keduanya kita bisa lebih bijak dalam menyikapi amarah.

ALLAH Azzawajall berfirman dalam Al Quran yang mulia, dalam surah Ali Imran ayat 134 yang berbunyi “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Dalam ayat diatas, maaf saya tidak menafsirkan namun hanya mentadabburi, pertama ALLAH berfirman agar kita senantiasa memberikan sesuatu manfaat dari apa yang kita miliki, baik itu dikala lapang maupun sempit. Infaq disini saya perluas menjadi sesuatu yang lebih dari harta, tetapi segala sesuatu yang kita miliki yang bisa kita berikan, mulai dari senyuman untuk saudara kita, hingga harta benda yang kita punya.

Kedua ALLAH mengatakan “orang-orang yang menahan amarahnya”, Ustadz Nouman Ali memberikan terjemahan untuk kata “وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ” dengan “yang menelan amarahnya”. Menelan berarti menghilangkan total. Jujur saja ini sangat sulit untuk menghilangkan amarah. Jika ada yang menyakiti kita, walaupun dilisan kita sudah memaafkan, namun terkadang masih tersisa kebencian dan dendam di hati kita. NaudzubiLLAH min dzalik !

RasuluLLAH saw adalah teladan yang sangat terpuji, dalam suatu riwayat dari Aisyah radhiyALLAHu 'anha dikatakan “Rasulullah Shallallahu ‘‘Alaihi wa Sallam tidak pernah marah jika disakiti. Tetapi jika hukum Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah.” (HR. Muslim)

RasuluLLAH saw sangat marah apabila ALLAH Azzawajall ditentang. Apabila hukum-hukumNYA di lecehkan. Apabila syariat-syariatNYA di olok-olokan. Namun kenyataan hari ini, sangat menyakitkan bagi kita yang tersadar bahwa detik-detik akhir itu semakin keras detaknya.

Ketiga, “dan memaafkan (kesalahan) orang”. Inilah kemuliaan seorang muslim, yaitu memaafkan. ALLAH Azzawajall berfirman dalam surah Asy Syura ayat 43 yang berbunyi “Dan barangsiapa yang sabar dan memaafkan, maka sesungguhnya itu adalah perkara yang terpuji.” Untuk mengcounter amarah maka kita harus sering berlatih kesabaran dan memaafkan.

RasuluLLAH saw mengajarkan agar kita bisa mengendalikan diri dalam keadaan yang penuh amarah. Agar kita tidak tidak bertindak menurut nafsu yang emosional dan ego semata. Dan tentu agar tidak ada yang dirugikan. Bila ada yang menyakiti, maka bersabarlah dan yakinlah bahwa ALLAH Azzawajall menjanjikan kebaikan bagi mereka yang bersabar. Dan yakinlah, bahwa Janji ALLAH itu pasti benar, insyaALLAH.

WaALLAHu'alambishawwab


May 15, 2010

About Me

BismiLLAH.

07082011(001)


Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih anda yang telah mampir ke blog sederhana ini dan membuka halaman ini, yang artinya anda ingin berkenalan dengan saya lebih jauh. Nama saya Aditia A. Pratama. Saya berdomisili di Balikpapan. Usia sudah menginjak kepala 2. Hobi saya baca dan nge-Blog. Kemudian saya paling interest dengan photography, traveling, grafis design, animasi, 3D, arsitektural visualisasi, webdesign, css coding, linux, ubuntu, dan opensource.

Sudah hampir dua tahun saya nge-blog disini. Awalnya dulu blog ini beralamat di jannah-wearecoming.blogspot.com, namun karena karena saya butuh yang namanya personal branding di dunia maya, maka saya memutuskan untuk membeli nama domain sendiri. Saya cukup puas dengan blogger sebagai backend blog saya, walaupun saya juga punya blog lain menggunakan wordpress.

Jannah We're Coming


Ini adalah manifesto awal blog ini, Jannah adalah capaian tertinggi yang akan diraih jika kehidupan kita telah memberikan manfaat bagi diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat dalam bingkai ketaatan kepadaNYA. We're coming yang artinya 'kami sedang mendatangi', yang saya maksud kami adalah saya dan anda pembaca blog saya ini. Saya ingin mengajak diri saya pribadi dan anda semua untuk bersama menuju JannahNYA.


Kini Setelah menjadi aditiapratama.com, saya lebih mengkhususkan blog ini untuk menshare beragam aktifitas penting yang saya temui, gagasan, note to self, rekaman audio entah itu ceramah atau obrolan saya dengan sahabat saya, dan yang paling baru dan insyaALLAH mau saya rutinkan adalah comicstrip.


Semoga blog ini bermanfaat tidak hanya untuk penulisnya tapi juga untuk semua pembaca. Terima kasih.



May 14, 2010

Hal yang Penuh Konsekuensi dan Tanggung Jawab

BismiLLAH

Ba'da Tahmid wa Shalawat

Ketika ditanya “bagaimana kabar anda hari ini ?”, spontan kita mungkin bisa langsung menjawab “AlhamduliLLAH, baik”. Ya, secara fisik mungkin kita terlihat sehat wal afiat, segar bugar, dalam keadaan tak kekurangan sedikitpun. Namun, ketika yang ditanya adalah “bagiamana kabar Iman hari ini kawan?” sejenak mungkin kita akan terdiam dan tak mampu menilai kadar keimanan kita sendiri. Kita tak berani mengungkapkannya, kita tidak berani menunjukan keimanan kita. Saya tidak bermaksud mengajak anda untuk riya'. Karena, pengertiannya sangat jauh bertolak belakang antara menunjukan keimanan dengan riya'.

Iman dan ketaqwaan adalah hal yang tak terlihat. Sama halnya dengan riya', sebagaimana RasuluLLAH saw menganalogikan riya' dengan semut hitam yang berjalan di gelap malam, tanpa cahaya sedikitpun, hitam pekat tak terlihat. Kami berlindung kepada ALLAH Azzawajall dari penyakit-penyakit hati yang merusak keimanan. Keimanan seseorang tak ada yang mampu menilainya kecuali ALLAH Azzawjall, sedangkan riya' yang mengetahuinya hanyalah dirinya dan ALLAH Azzawajall. InsyaALLAH pembahasan kita tentang bagaimana menunjukan keimanan dan melindungi hati dari riya'.

Semua bermula dari Hati.

Di hadits Arbain An Nawawiyah, hadits keenam yang berbunyi “...dan sungguh di dalam tubuh manusia ada segumpal daging (mudghah) yang apabila ia baik (Shalih), maka baiklah seluruhnya. Dan apabila ia rusak (fasad) maka rusaklah seluruhnya. Ketahuilah bahwa ia adalah hati. (Riwayat Bukhari wa Muslim)”.

Hati adalah karunia ALLAH Azzawajall. Dengannya kita bisa merasakan nilai-nilai manusiawi, sedih, bahagia, senang, gembira, dll. Hati juga hal yang tersembunyi, dan yang mengetahuinya hanyalah ALLAH Azzawajall dan pemilik hati tersebut. Inilah sebabnya kita tidak bisa menjustifikasi niat seseorang. Yah simplenya daripada sibuk menyalahkan orang lain, yah mbok sibuk memperbaiki diri.

Hati adalah pusat kendali yang menyeimbangkan akal pikiran dan yang menahan hawa nafsu manusia. Menyeimbangkan akal pikiran maksudnya kita mampu menimbang antara yang baik dan yang buruk, antara yang Haq dan yang bathil. Pikiran tak mampu melakukan hal ini tanpa hati yang bersih, inilah yang saya maksud dengan 'Hikmah' dan 'Furqon'. Sesuatu yang ALLAH anugerahkan kepada manusia yang memohon petunjuk kepadaNYA. Kepada siapa lagi kita memohon petunjuk selain kepadaNYA?

Menahan hawa nafsu juga memerlukan kontrol yang tidak mudah. Pertama karena nafsu memiliki kaitan yang erat dengan hal yang konkret. Maksudnya nafsu lebih dekat kepada hal yang yang mampu di deteksi dan dirasakan langsung oleh indra peraba. Kedua nafsu adalah hal yang manusiawi, artinya kita tidak bisa menolak hal ini (sunnatuLLAH). Inilah hal yang membuat hati berperan dalam kontrol nafsu manusia. Dimana peranannya? Dengan hati yang bersih kita mengontrol nafsu. Nafsu tidak bisa dihilangkan, namun ia bisa di kontrol. Masih ingat dengan Aa Gym dengan program MQnya? Ya, Managemen Qalbu...Bagaimana mengatur hati agar senantiasa dalam konsistensi keimanan.

Karena hati bersifat dinamis dan fluktuatif. Hati bisa dipengaruhi oleh nafsu, sehingga hati tidak lagi bening melainkan keruh. Jika hati keruh maka permasalahan sekecil apapun akan terasa begitu berat. Karena ia lupa untuk bersabar di setiap ujian dan beryukur di setiap kesempatan. Hati juga bisa di manfaatkan oleh akal pikiran untuk mendukung rasionalitas. Artinya walau hati menolak namun karena akal merasa lebih superior dan menjadi pusat kendali total, sehingga munculah manusia-manusia yang mengandalkan akalnya ketimbang hatinya. Mereka cerdas namun tak punya perasaan. Nau'dzubiLLAH min dzalik.

Iman dan Ujian

Sebenarnya tak hanya dengan mengatakan 'saya beriman', maka kita sudah berhak atas gelar orang yang beriman (mu'minin). Jika diingat-ingat pada saat kita sekolah dasar, pada saat pelajaran agama maka ada pelajaran yang membahas rukun iman dan rukun Islam. Namun yang kita pelajari apakah makna 'keimanan' sesungguhnya dengan berbagai konsekuensinya, atau hanya hafalan yang kadang mengendap di otak-otak kita atau bahkan hilang sama sekali. Pernah ketika kuliah, ada teman yang ditanya “hafal rukun iman gag?”, kemudian teman tersebut menjawab “hafal donk....yang pertama membaca dua kalimat syahadat...eh..itu rukun iman atau rukun islam yah?”. Ouch, it's gone !!! Hafalan itu tak mengakar kuat dihatinya. Rukun iman dan rukun islam hanya jadi syarat untuk mendapat nilai lulus di mata pelajaran agama islam.

Iman adalah hal yang penuh konsekuensi dan tanggung jawab. Tak hanya itu, keimanan juga pasti disertai dengan ujian. Mengapa saya mengatkan 'pasti'? Karena ALLAH Azzawajall sudah berfirman di kitabNYA yang suci Al Quran dalam surah Al Ankabut ayat 2 dan 3 yang berbunyi “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

Di ayat yang lain, yaitu di Surah Al Baqarah ayat 214, ALLAH Azzawajall berfirman “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

Inilah yang dimaksud dengan konsekuensi itu, “ujian”. Kita tak hanya dibiarkan begitu saja mengatakan 'okay, saya beriman' tanpa ada ujian untuk menguji keimanan kita. Dan yang perlu kita ketahui bentuk ujian masing-masing individu tidaklah sama. Bisa jadi bentuk ujian kita adalah kekayaan, wajah tampan atau cantik, atau apapun yang begitu menyenangkan. Bisa pula bentuknya dalam kesengsaraan, kesulitan, dan hal-hal yang kadang menyakitkan. Namun dari itu semua, bagi saya ujian yang paling sulit adalah ujian dalam bentuk kekayaan. Mengapa? Karena ujian inilah yang lebih melalaikan bahkan mematikan hati.

Keimanan sendiri adalah sebuah keyakinan penuh totalitas yang tertanam kuat didalam hati, diucapkan dengan lisan yang penuh kejujuran dan juga diamalkan dalam perbuatan dengan penuh tanggung jawab.

Semoga ALLAH mengkaruniai kepada kita keimanan yang terjaga, Aamiin Yaa Rabbal 'Alaamiin

WaALLAHua'lam bishwwab












May 12, 2010

Bersama Pekat Kutemukan Cahaya

BismiLLAH
Berjalanlah suatu ketika di tengah gulita. Dalam angin yang terus merengkuh langkah. Sayup mata yang lelah menatap duka. Dalam sebuah nuansa yang coba definisikan rasa. Rasa yang tetap indah walau telah berganti masa. Dalam sebuah asa bersama cita, maka terbitlah matahari cinta dari penghujung fajar hari yang akan kembali berjaya dalam siangnya. Maka diujung senja kehidupan akan tampaklah sebuah roman yang penuh dengan sesal akan waktu yang tak tersisa.

Bersama pekat kutemukan cahaya. Bersama malam kulihat indahnya gemintang di angkasa. Bersama jubah malam kurasakan sejuknya hembusan angin yang menderu suasana. Maka dalam senyuman sang rembulan kutemukan arti yang begitu mempesona. Lihatlah malam dengan segala keindahannya, atau siang dengan segala kejelasannya. Apakah belum cukup itu semua menjadi 'Bukti yang Nyata' bagi kita semua ? Apakah semua ini belum cukup untuk menyadarkan kita bahwa alam semesta yang begitu mempesona ini memliki Sang Pencipta Yang Maha Pemurah? Begitu Maha Pemurah hingga seluruh ciptaanNYA mendapat rezeki dan karunia sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Pandangilah seekor ikan kecil dilaut yang dalam nan hitam pekat. Maka siapakah yang akan memberikan rezeki kepadanya selain ALLAH SWT Yang Maha Agung? Lalu burung-burung yang terbang tinggi diangkasa, maka siapakah yang akan memberikan rezeki kepadanya selain ALLAH Yang Maha Pemurah. Bahkan seekor semut kecil yang kadang luput oleh pandangan mata yang begitu terbatas ini, masih mendapatkan rezeki dari ALLAH SWT Yang Maha Mulia. Lalu diri kita, mulai dari hembusan nafas hingga kemampuan panca indra yang mampu mendeskripsikan rasa, warna, bentuk, dan lain sebagainya. Maka siapa yang mampu memberikan rezeki dan karunia yang begitu berlimpah kepada kita selain ALLAH SWT Yang Maha Bijaksana.

'Katakanlah: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".' QS. 10:58

Jalan yang Membuat Hati Tetap Tegar

Waktu pun terus berlalu, tanpa pernah memiliki toleransi untuk menunggu. Bila air yang dulu mengalir kini telah mengering. Bila daun yang dulu berwarna hijau nan segar sekarang sudah renta dan menguning. Bila sebongkah karang tetap tegar maka kini ia serpihan yang hanyut terbawa arus. Di dunia ini sudah begitu jelas dan nyata bahwa tak ada yang abadi, semua mahluk pasti akan merasakan apa yang disebut sebagai Al Maut (Kematian). Tidak perlu lari atau takut darinya, karena kematian adalah sesuatu yang pasti dirasakan oleh mereka yang bernyawa. Sedang ALLAH SWT sajalah yang tetap abadi nan kekal.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. QS. Ali Imran 185

Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun? QS. An Nisa 78

Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".QS. Al Jumu'ah 8

Dalam kegalauan yang masih menyelimuti, antara kerancuan alam pikiran yang selalu teracuni oleh kebendaan dan materi. Sedang hal yang paling substansi dari sebuah makna kehidupan itu sendiri terlupa bahkan hilang entah kemana. Dimanakah perasaan bersalah ketika seruan ALLAH memanggill sedang kita tak menghiraukan? Dimanakah airmata ketika kita terlelap sedang saudara kita berteriak meminta pertolongan? Kehidupan adalah suatu ketidakpastian sedang kematian adalah sesuatu yang pasti. Dalam kehidupan kadang kita menemui kemudahan, dan kadang pula kesempitan. Kadangkala senang dan kadangkala duka. Tak ada yang pasti dalam hidup, semua berjalan atas kehendak ALLAH SWT.

Apakah kini sudah terang bagi kita? Sudah jelaskah mata ini memandang? Bahwa hidup adalah untuk melihat kenyataan. Lantas bukan lari dari masalah, menjadi pengecut dan enggan berjuang untuk memperbaiki kemungkaran. Meski dengan pilihan ini engkau menjadi terasing tetapi jalan Ini adalah jalan yang membuat hati tetap tegar, meski berulang kali jatuh dan terjatuh. Karena yang kita inginkan adalah kemuliaan akhirat. Sebuah kematian dijalanNYA yang bersamanya ada senyuman. Sebuah gerbang menuju kehidupan lain yang membahagiakan. Inilah jalan yang kutempuh, jalan yang mendaki nan penuh kesukaran.

Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. QS. Balad 10-20

Mari sejenak kita baca wasiat Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas ra.
Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering." (HR. Tirmidzi, ia telah berkata : Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih. Dalam riwayat selain Tirmidzi : “Hendaklah kamu selalu mengingat Allah, pasti kamu mendapati-Nya di hadapanmu. Hendaklah kamu mengingat Allah di waktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingat kamu di waktu sempit (susah). Ketahuilah bahwa apa yang semestinya tidak menimpa kamu, tidak akan menimpamu, dan apa yang semestinya menimpamu tidak akan terhindar darimu. Ketahuilah sesungguhnya kemenangan menyertai kesabaran dan sesungguhnya kesenangan menyertai kesusahan dan kesulitan”)

Wa Allahua'lam bishawwab

May 6, 2010

Children of GAZA | اطفال غزة


BismiLLAH

Sebuah film dokumenter yang harus ditonton. Menceritakan banyak hal tentang kepiluan yang terjadi di sebuah negeri bernama Gaza. Negeri yang terisolasi, terperangkap dalam penjara wilayah yang telah di siapkan oleh negeri zionis perampas kebebasan. Zionis Israel.

Anak-anak Gaza yang kian hari makin tumbuh dewasa membawa kebencian di hati mereka. Kebencian kepada musuh pembunuh ayah-ayah mereka. Mereka menjadi saksi runtuhnya bangunan-bangunan kemanusiaan.  Kini mereka terus memiliki rasa sakit yang kian tumbuh menjadi kekuatan. Sebuah siklus kehancuran sebuah peradaban manusia.

Ada komentar menarik yang begitu menyentuh hati saya ketika menyaksikan video ini. Ketika ditanya "Apa yang akan kamu lakukan kepada anak-anak yahudi? apakah kamu akan menyakiti mereka ketika kamu bertemu dengan mereka?", anak itu menjawab "Tidak, saya tidak akan menyakiti mereka, yang akan saya lakukan adalah bertanya kepada mereka 'mengapa ayah mereka begitu tega membunuh ayah-ayah kami?". 

Semoga video ini membuat kita bersikap lebih peduli terhadap saudara-saudara kita di gaza dan palestina.

Disqus for "JANNAH" We're Coming !!!

Komentar Terbaru

Powered by Disqus

Sudah dikunjungi

Ubuntu 11.10 is coming

Let's be friend