Seminggu setelah lebaran berlalu, kami berkunjung ke rumah ustadz yang tepat berada di sebelah masjid. Sudah hampir sebulan beliau mendapat ujian dari ALLAH Azzawajall dengan penyakit stroke. Dalam kondisi lemah beliau terbaring, dan mencoba bangkit saat kami mengucap salam. Sang istri langsung membantunya untuk duduk.
Lama kami bercakap-cakap tentang kegiatan dakwah yang semakin giat di masjid. Kunjungan kami memberikan hiburan tersendiri bagi ustadz. Istrinya tampak sesekali menyuapkan makanan dengan sabar sambil mendengarkan cerita kami. Dengan tabah dan sabar sang istri tetap setia menemani sang suami dalam keadaan yang begitu lemah tak berdaya tersebut.
Kini hampir setahun berlalu, kondisi ustadz sudah jauh membaik dari sebelumnya. Saat pagi beliau mencoba berlatih berjalan ditemani istrinya, sore hari pun demikian. Sang istri tetap ada dan setia menemani suaminya.
Hari ini kami menyaksikan usaha beliau untuk sembuh. Beliau hadir shalat berjamaah di masjid, walaupun harus berjalan dengan tergopoh-gopoh dan di bimbing istrinya. Begitu sabar istrinya membantunya untuk melangkahkan kakinya satu persatu naik menuju anak tangga masjid.
Betapa indah kasih sayang yang dimiliki keduanya, kasih sayang semata karena ALLAH Azzawajall. Yang tidak berkurang hanya karena di satu sisi ada hal yang tidak lengkap. Justru kasih sayang itu muncul dan semakin besar ketika kita bisa saling memberi isi pada ruang yang kosong di masing-masing diri.
SubhanALLAH, bukankah hal tersebut yang kita dambakan? Kasih sayang yang bisa terus mengalir bak air sungai yang begitu jernih, riaknya pun berbias pelangi indah. SubhanALLAH.
