Jan 30, 2011

Peran Palestina Bagi Peradaban Islam

BismiLLAH

AlhamduliLLAHi Rabbil 'Aalamiin. Semoga ALLAH Azzawajall melimpahkan Berkah dan RahmatNYA kepada kita semua. Berikut ini merupakan rekaman audio ceramah oleh Ust. Salim A. Fillah yang berjudul

Peran Palestina bagi Peradaban Islam. 

Selamat mendengarkan dan semoga bermanfaat.

JazaakumuLLAH khayran katseer.

Jan 28, 2011

Menjadi yang Terbaik Untuk Mereka - Part 2

BismiLLAH

Ba'da Tahmid wa Shalawat
Mari kita renungkan tentang ayah. Saya akan sedikit bercerita disini. Suatu ketika seorang ayah mengajak anaknya yang masih kecil untuk berjalan-jalan di taman. Kebahagiaan tampak dari wajah sang ayah yang menggandeng putranya yang lucu. Sang anak pun begitu gembira karena berjalan bersama ayahnya yang ia cinta. Sang anak yang masih kecil pun mulai menanyakan segala sesuatu yang menarik perhatiannya. “Ayah, benda apa itu di atas sana?” sang anak bertanya. “oh itu balon nak” jawab sang ayah sembari tersenyum. Lalu sang anak bertanya lagi “klo yang itu ayah...itu apa?”. “itu juga balon, nak” jawab ayah sembari tersenyum.

Sang anak menanyakan hal yang sama berulang-ulang hingga 25 kali. Dan sang ayah tetap menjawab dengan sabar disertai senyuman termanis yang ia punya untuk anaknya tercinta. Ketika sampai di rumah, sang ayah menceritakan kepada istrinya, dan tidak lupa ia menulis pada journalnya. Dia menuliskannya sebagai kejadian paling berkesan dalam hidupnya. “anakku hari ini kuajak ke taman, dengan gembira dia menanyakan hal yang sama berulang-ulang kepadaku. Aku hanya bisa tersenyum sambil menjawab pertanyaannya.”

Lalu kini setelah sekian tahun berlalu, sang anak pun telah dewasa dan melalui hari-harinya dengan kesibukan yang sangat padat. Mulai dari urusan bisnis hingga hobby yang kadang terlalu dipaksakan. Sang anak kini hidup bersama keluarganya jauh di kota meninggalkan kedua orang tuanya di pedesaan.
Suatu ketika sang ayah yang rindu kepada anaknya mencoba menghubungi anaknya. Beberapa panggilan selalu bernada sibuk. Namun setelah menunggu lumayan lama, akhirnya sang ayah tersebut berhasil menghubungi anaknya. Sang Ayah kemudian mulai menyampaikan keinginannnya untuk bisa mengunjungi dan menengok cucunya dikota. Sebagai seorang ayah yang sudah mulai tua, sangat wajar jika sang ayah meminta tolong kepada anaknya untuk meminta agar dijemput. Namun sang anak berdalih dengan segala kesibukannya untuk menolak menjemput sendiri orang tua kandungnya. Akhirnya sang anak mengirim supir untuk menjemput mereka. Dengan kecewa sang ayah menerima alasan anaknya. Padahal banyak yang ingin diceritakan kepada anaknya jika sang anak yang menjemputnya.

Sepekan berlalu ketika sang ayah dan ibu hadir ditengah keluarga kecil sang anak. Sang anak benar-benar sibuk dengan urusannya. Mungkin waktu yang paling bisa untuk berkumpul semua adalah ketika sarapan pagi. Itupun sangat singkat dan dengan berbagai obrolan ringan saja. Di suatu pagi ketika sarapan, sang ayah mengajak anaknya untuk mau menemaninya berjalan-jalan di taman kota. Sang anak pun kembali berdalih dengan seribu alasan bahwa kesibukannya tidak bisa ditunda bahkan untuk sehari bersama ayahnya. Sang ayah kembali berusaha untuk mengajak anaknya di hari yang lain. Selama beberapa hari sang ayah terus mengajak, sampai akhirnya sang anak setuju walau dengan berat hati untuk menemani ayahnya ke taman kota.


Pada hari itu cukup cerah dan ramai, wajah ayah sangat gembira, sedang disebelahnya sang anak masih sibuk dengan PDAnya.
“sibuk sekali kau nak?” tanya sang ayah sambil berjalan beriringan.
“Aku harus mengemailkan ini pada relasiku, karena seharusnya hari ini aku meeting dengan mereka.” jawab anaknya yang juga sambil berjalan namun pandangannya terfokus pada PDA di tangannya.

Tak beberapa lama sang ayah kembali bertanya kepada anaknya.
“Nak, benda apa itu ?”
“ya ampun yah, itu kan balon...masa gag tahu sih?”
“oh iyah...mata ayah sudah sangat tua nak..!”

Setelah beberapa langkah berjalan, sang ayah kembali bertanya.
“nak, klo benda itu apa ya? Itu yang diatas sana?” tanya ayah sambil menunjuk ke arah balon merah yang terbang tinggi diangkasa.
“ayah...please yah itu balon !!!...kacamata ayah sudah harus diganti lagi, mungkin ada baiknya setelah berjalan-jalan dari sini kita ke optik dan kembali mengetest mata ayah dan mengganti kacamata klo perlu.” jawab sang anak sambil menggerutu kepada ayahnya.
“oh baiklah...nak.” jawab ayah sambil menunduk.

Kini mereka kembali melangkahkan kaki ke mobil yang mereka parkir. Dalam perjalanan sang ayah kembali berkata kepada anaknya.
“Nak...?” tanya ayah.
“apalagi yah? Ayah ingin menanyakan benda apa lagi itu dilangit sana? Sudahlah yah...kita ke optik sekarang!” jawab anak yang emosinya makin memuncak.
“tunggu nak...ada yang ingin ayah tunjukan kepadamu nak...bagaimana klo kita duduk di bangku itu?” tanya ayah kembali kepada anaknya.
“hmmmph...baiklah yah...hanya sebentar, okay?” pinta sang anak.
“ini tidak akan lama nak!” jawab ayah sambil tersenyum

Mereka pun duduk berdua dibangku yang terletak dibawah pohon, tidak seberapa jauh dari mobil mereka. Sang ayah mengeluarkan journalnya, lalu menunjukannya kepada anaknya.
“coba kau buka nak...itu journal ayah dulu ketika ayah masih semuda dirimu” pinta sang ayah sambil tersenyum.
“baiklah...” sang anak pun mulai membuka selembar demi selembar journal ayahnya.

Didalam journal tersebut tidak hanya ada tulisan namun juga foto-foto anaknya semasa kecil. Semua memory, curahan hati sang ayah tertuang dalam barisan kalimat yang tersusun rapi, begitu indah. Sang anak mulai menitikan airmata. Sang ayah kemudian mulai berbicara sambil memegang pundak sang anak yang semakin terisak.
“Nak...kau masih ingat...ketika kau masih kecil dulu...ayah pernah mengajakmu ke taman yang sangat ramai...kurang lebih seperti ini nak!” ucap sang ayah begitu lembut.
“Di taman tersebut ayah menggandengmu...wajahmu sangat bahagia ketika itu...selalu tersenyum dan tertawa...” sang ayah melanjutkan.
“kemudian engkau melihat sebuah balon yang terbang tinggi yang seperti tadi kita lihat nak!” kata ayah sambil mengelus pundak anaknya yang semakin terisak.
“lalu engkau menanyakan 'yah itu apa?'...berulang kali nak...berulang kali walau sudah ayah jawab dengan penuh kelembutan.” lanjut ayah.
“ayah mencatatnya sebanyak 25 kali...25 kali nak...dirimu menanyakan hal serupa kepada ayah ketika itu...”
“dan sekarang ketika ayah bertanya kepadamu tentang hal yang sama...belum saja 3 kali engkau sudah menyerah nak...” Ayah pun tak mampu membendung airmatanya.
“nak....” belum sempat ayah berucap lagi, sang anak kini sudah berbalik dan mendekap ayahnya dengan airmata yang mengalir deras. Di bawah pepohonan yang rindang di sore yang cerah, sang anak menemukan karunia yang begitu indah. Bersama airmata yang kini membasahi keringnya hati, mnumbuhkan cinta. Karunia ALLAH yang begitu berharga adalah orang tua yang selalu hadir dan memberikan yang terbaik yang mereka miliki untuk anak mereka.

Disini kita kawan, dengan berbagai kelalaian yang senantiasa menemani kita. Dengan kealpaan berbuat baik kepada kedua orang tua yang begitu tulus menyayangi kita. Kadang ego kita masih sulit untuk direndahkan didepan mereka. Sungguh ALLAH Azzawajall menyerukan kepada manusia untuk merendahkan diri kepada kedua orang tuanya. Berbuat baiklah kepada keduanya, karena kita sebagai anak tak akan pernah mampu membalas kasih sayang kedua orang tua kita. ALLAH Azzawajall mengkaruniakan kepada setiap manusia orang tua yang senantiasa menyayangi dan melindungi, sudah sepantasnya untuk bagi kita untuk memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua kita.

waALLAHua'lambishawwab


Jan 26, 2011

Tamparan Sayang

BismiLLAH

Oh no, I'm late... again Siapapun pernah mengalami pengalaman pahit bukan? Dan saya kira wajar saja, karena siapapun bisa mendapatkan kebahagiaan dan kesedihan di dunia ini. Tak selamanya kita selalu bahagia, dan tak selamanya kita selalu dalam kesedihan. Semua sudah ditetapkan oleh Ar Rahman. Tinggal kita saja yang memilih, apakah menjadi hambaNYA yang bersyukur atau malah kufur?

Ini merupakan pengalaman yang 'menampar' saya. Namun dari sini saya mendapat pengalaman yang luar biasa.

Okay ceritanya seperti ini. Sudah hampir setahun saya kembali melanjutkan kuliah. Dan untuk mata kuliah yang saya kurang paham, saya selalu enggan dan bermalas-malasan. "Ah terlambat juga tidak apa-apa." selalu itu yang ada di benak saya.

Sampai suatu ketika, bertemulah saya dengan dosen leadership yang lumayan killer. Seperti biasa, jika kurang berkenan atau sekiranya dosen yang mengajar membosankan, saya selalu datang terlambat. Ini merupakan kebiasaan buruk yang ingin saya hapus di tahun ini, yaitu 'tidak tepat waktu'.

Saking banyaknya mahasiswa yang terlambat, maka dosen tersebut membuat perjanjian dengan kami. Beliau mencanangkan bahwa besok tidak ada yang boleh terlambat lebih dari 15 menit, jika ada maka tidak diperkenankan mengikuti perkuliahan.

Saya sih okay-okay saja ketika itu, merasa PeDe bahwa besok pasti saya tidak akan terlambat. PeDe saya memang keterlaluan kala itu, saya terlalu percaya diri dan mengabaikan dari memohon kepada ALLAH Azzawajall agar dimudahkan dalam menuntut ilmu dan mudah dalam mengatur waktu. AstaghfiruLLAH.

Esok harinya, saya bangun seperti hari-hari biasa dan melakukan aktifitas seperti biasa. Celakanya saya lupa hari ini jadwal kuliah apakah 08.30 atau jam 08.00. Akhirnya saya ambil rata saja bahwa masuk kuliah hari ini jam 08.30. Saya sempatkan untuk membaca email dan sarapan, menbaca beberapa berita pagi itu, kemudian berangkat ke kampus.

Sesampainya saya cukup kaget karena kelas management sudah dimulai 30 menit yang lalu. "ouch!". Saya tidak sendirian kala itu, namun jumlah bukan menjadi pengecualian bahwa saya tidak bersalah. Ketentuan telah dibuat dan saya melanggarnya, itulah kenyataannya. Akhirnya saya harus menerima bahwa saya tidak boleh mengikuti perkuliahan hari itu. Padahal ada presentasi kelompok dan saya kebetulan adalah ketua kelompok. Parah.

Ini merupakan tamparan, yah tamparan agar saya sadar dan tak lagi melalaikan kesempatan untuk menuntut ilmu. Semoga ALLAH Azzawajall mengampuni hambaNYA yang lemah ini. Aamiin.

Apakah anda pernah mendapat teguran yang anda sadar bahwa itu adalah teguran sayang ALLAH Azzawajall kepada anda? Agar anda lebih mengerti dan memperbaiki kesalahan dan terus melakukan perbaikan. Jika ada, silahkan berbagi yah :)

JazaakumuLLAH khayran katsiir.

Photo credit By Tilemahos Efthimiadis

Jan 24, 2011

Menjadi yang Terbaik Untuk Mereka - Part 1

Segala puji hanya milik ALLAH, Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Begitu banyak karuniaNYA yang kadang kita lalai dari mengingatnya. Semoga ALLAH mengampuni kita semua dan menanamkan di hati kita keimanan yang kokoh. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, murobbi kita, Muhammad RasuluLLAH ShalaLLAHu alayhi wa salaam, kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga hari akhir. InshaALLAH, saya ingin berbagi tentang sesuatu hal yang kadang dianggap tak terlalu penting. Kita menganggapnya sesuatu yang biasa, karena sudah terbiasa. Yang ingin saya sampaikan adalah tentang 'Menjadi yang terbaik untuk kedua orang tua kita, memberikan yang terbaik untuk mereka'. Tema ini mungkin agak sedikit kurang menarik bagi beberapa orang, karena mereka beranggapan mereka sudah melakukan yang terbaik, mereka merasa sudah cukup berbakti kepada kedua orang tuanya. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah yang kita usahakan sekarang mampu membalas kebaikan kedua orang tua kita? Apakah materi dunia yang kita kumpulkan dan kita bangga-banggakan itu mampu membuat mereka tersenyum nanti di yaumil akhir? Apakah cukup dengan semua yang kita usahakan sekarang tanpa mau kita memberikan yang terbaik untuk mereka di hari tuanya?

Jan 2, 2011

Belajar Produktif dari Shaikhul Islam Ibnu Taimiyah (RahimahuLLAH)

BismiLLAH

Seiring perjalanan journal kehidupan yang ingin saya rangkai disini. kita akan coba untuk menyelami nafas-nafas sejarah yang telah berlalu. Saat ini mari kita coba untuk belajar dari keseriusan seorang Shaikhul Islam Ibnu Taimiyah RahimahuLLAH untuk produktif semasa hidupnya.

Beliau lahir di tahun 661 H dan wafat pada tahun 728 H, di usia 57 tahun. Beliau mewariskan sekitar kurang lebih 500 kitab kepada kita semua hari ini. Beliau sangat produktif dalam memanfaatkan waktunya dalam hal belajar, menulis dan ibadah.

I love you so much, I wrote it down in a book


Hal yang melatarbelakangi kekayaan luar biasa dalam hal tulis menulis yang dimiliki oleh Shaikh Ibnu Taimiyah RahimahuLLAH adalah begitu rajinnya beliau dalam hal membaca dan saling berdiskusi ilmu. Beliau juga mengajarkan apa yang sudah ia ketahui kepada murid-muridnya, baik ketika beliau berdiam maupun dalam perjalanan, dalam keadaan sehat maupun sakit. Semangatnya dalam belajar dan berbagi menunjukan keseriusan untuk memberikan warisan berupa keteladanan yang sungguh mendalam dalam hal produktifitas bagi kita.

Salah satu murid beliau, Ibn Al Qayyim mencatat bahwa pernah suatu kali Shaikh jatuh sakit, dan dokter sudah memberikan nasihat agar Shaikh berhenti membaca dan beristirahat mengajar, namun shaikh kemudian menjawab nasihat itu "Jiwa saya menemukan kebahagiaan dalam ilmu, sehingga tubuh saya menemukan kekuatan dan saya pun merasa lebih baik".

SubhanaLLAH

Maka pelajaran yang dapat kita ambil adalah :
1. Tinggalkanlah warisan yang abadi;
2. Berbagi ilmu yang bermanfaat;
3. Kejar dan raihlah ilmu bahkan ketika kondisi anda kurang sehat;
4. Berdoalah kepada ALLAH Azzawajall agar memberikan kesuksesan kepada kita;
5. Manfaatkan setiap kesempatan dalam kehidupan kita.

Semoga Bermanfaat !
WaALLAHua'lambishawwab

Photo Credit by SimpySteff

Disqus for "JANNAH" We're Coming !!!

Komentar Terbaru

Powered by Disqus

Sudah dikunjungi

Ubuntu 11.10 is coming

Let's be friend