Sep 27, 2011

Keterbatasan Manusia

BismiLLAH.

at waduk manggar 3

Melihat realita hari ini, tentang keadaan manusia yang saling berperang satu sama lain. Saling menumpahkan darah sesamanya. Ketika ketidakadilan dimana-mana. Kecurangan menjadi hal yang biasa. Perilaku asusila sudah menjadi hal yang lumrah.

Maka muncul sebuah pertanyaan kepada diri saya sendiri, "dimanakah ‘rasa kemanusiaan’ kita saat ini?".

Baru saja Ambon mereda dari kerusuhan yang terjadi, namun kini headline koran kembali dinodai oleh berita-berita tentang bom bunuh diri yang terjadi di Solo. Puluhan nyawa harus melayang sia-sia.

Ini baru di negara kita, belum di belahan dunia lain, seperti Palestina, Somalia, Chechnya dan Afghanistan. Ribuan bahkan ratusan ribu nyawa melayang karena peperangan yang terjadi antar sesama manusia.

Sedangkan kita disini berada di daerah damai, yang konflik dan kerusuhan jarang sekali terjadi. Yang terkadang kita hanya mengkomentari berita-berita memilukan tersebut sambil menikmati kopi hangat dan roti.

Rasanya memang tidak adil, tapi itulah kehidupan dunia.

Di dunia yang sementara ini, manusia memiliki keterbatasan dalam menerapkan keadilan. Mengapa terbatas? Mari ambil contoh tentang pengadilan yang ingin memberikan hukuman kepada seorang pembunuh.

Pembunuh ini telah dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang. Jika kita bicara keadilan, maka menurut anda, hukuman apa yang paling adil dan setimpal untuk pembunuh tersebut?

Jika anda sependapat dengan saya, maka menurut saya hukuman yang paling impas adalah hukuman mati.

Namun yang menjadi pertanyaan, bagaimana jika membunuh lebih dari satu orang? Pembunuh berantai yang menghabisi nyawa puluhan orang misalnya. Apakah menurut anda adil puluhan nyawa hanya dibalas dengan satu nyawa.

Inilah batas kita, kita tak akan mampu mengadili pembunuh tersebut. Lalu dimanakah keadilan?


Dan jawabannya adalah hanya ALLAH SWT yang akan mengadili dengan seadil-adilnya karena Dia Yang Maha Adil.

Yakinilah sahabat, bahwa kelak akan ada hari dimana semua manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kebaikan sekecil atom akan mendapat ganjarannya, begitu pula kejahatan yang sekecil atom juga akan mendapat balasannya.

Dari dinamika kehidupan di dunia ini, diantara kehidupan dan kematian yang silih berganti terjadi, cepat atau lambat, dalam keadaan damai atau perang, semuanya untuk menguji kita semua siapa yang terbaik dalam beramal (QS.67:2).

WaLLAHuua’lam. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Picture by aditiapratama

3 comments:

  1. tulisannya bagus, kak..
    kemarin sabtu An ketemu ma teh Ninih,
    beliau bilang kalo "Hidup itu adalah perjuangan untuk meraih cinta-Nya"
    heran juga, kenapa ada orang bunuh diri dengan alasan radikal? hyum hyum..

    ReplyDelete
  2. alhamduliLLAH..makasih yah.

    Bunuh diri tidak dibenarkan oleh agama, karena nyawa ini adalah pemberianNYA yang harus kita pertanggungjawabkan kelak

    ReplyDelete
  3. sip, betul sekali akhi..apa yg anda tulis benar-benar bagus dan penuh dg makna...smga tulisan-tulisan akhi untuk selanjutnya  tetap bermutu..dan mhon bantuannya krn saya ingi sekali karya atau tulisan saya bisa di baca olleh orang lain seperti tulisan antum...mhon bantuannya...!!

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya !

Disqus for "JANNAH" We're Coming !!!