Sep 11, 2010

Benar-benar Menang atau hanya 'Klaim' Kemenangan

BismiLLAH

Dua hari telah berlalu semenjak fajar syawal tiba. Hingga detik ini kita terus merasakan curahan nikmat karunia ALLAH Azzawajall yang tak terhingga. SubhanaLLAH, semoga ALLAH menerima amal kami dan kita semua.

Beranjak ke fenomena 1 syawal, dimana semua orang yang selesai melaksanakan ibadah shoum di bulan Ramadhan sibuk melakukan silaturahiim. Sebelumnya saya ingin sedikit membahas tentang hikmah Shoum di bulan Ramadhan. Kita lihat sendiri di awal ramadhan, kita menyaksikan bahwa shaf-shaf masjid penuh. Semua berlomba-lomba untuk menuju masjid dan shalat berjamaah. Semua menunaikan perintah shalat berjamaah dengan sangat total.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, ada banyak hikmah yang ALLAH Azzawajall berikan kepada hambaNYA di bulan ini. Semua ketaatan yang dilakukan di bulan ini adalah indikator kebaikan seorang muslim yang harus tetap dijalankan selama 11 bulan berikutnya. Jika di bulan ramadhan tahun ini target kita adalah tidak pernah meninggalkan shalat rawatib 12 rakaat. Maka target ini harus terus berjalan setelah Ramadhan berakhir, terus konsisten tanpa batas waktu yang ditentukan.

Ketaatan kepada ALLAH Azzawajall tidak hanya dilakukan selama ramadhan saja, melainkan terus menerus sepanjang tahun. Ramadhan berikutnya seharusnya sudah memiliki target peningkatan kebaikan dari kebaikan sebelumnya. Lucunya banyak muslim yang beranggapan bahwa taat, ya hanya pada waktu Ramadhan saja. Ini adalah apa yang saya lihat hari ini.

“oops...Untung ramadhan udah selesai” kata seseorang yang baru saja menucapkan kata-kata tidak baik dari mulutnya. Saya yang mendengar hal tersebut merasa sangat sedih. Seperti itukah pemahaman kita terhadap ramadhan? Apakah kita mereduksi ketaatan kita sebagai seorang hamba hanya untuk di bulan ramadhan saja? Bukankah ALLAH Azzawajall memerintahkan kita untuk beribadah kepadaNYA sepanjang waktu?

Kembali ke hari ini, saat saya menyaksikan masjid yang pada saat ramadhan penuh hingga 4 shaff pada shalat isya, kini hanya tingga tinggal kurang dari 1 shaff. Semua orang masih sibuk dengan agenda silaturahiimnya. Saya tidak mengatakan bahwa silaturahiim pada saat Ied itu salah. Namun, tolong mengertilah, bahwa kita adalah ummat yang diperintahkan untuk seimbang. Tidak timpang di salah satu sisinya saja.

Kita boleh bersilaturahiim, namun tidak mengesampingkan ibadah shalat kita. Kadang adapula tamu-tamu yang berkunjung ketika waktu shalat tiba, dan tentu ini menyebabkan orang yang dikunjungi harus tertahan dan tak dapat melaksanakan shalat tepat waktu. Ada etika disini, dan kita sudah mengetahui bahwa waktu-waktu shalat yang harus dipenuhi seruannya. Bukan hanya untuk orang tua yang sudah menginjak usia senja, melainkan untuk semua kalangan usia. Panggilan shalat tepat waktu adalah perintah yang harus kita tunaikan.

Dan kini kita kembali ke makna 'kemenangan' yang sering menghiasi pesan singkat kita ketika Ied tiba. Apakah makna kemenangan disini? Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang menang? Ramadhan ibarat lomba marathon, mereka yang memiliki resistensi atau ketahanan untuk terus konsisten dengan amalnya hingga akhir akan mendapat reward yang luar biasa dari ALLAH Azzawajall. 

Sekarang kita tentu melihat realita, menyaksikannya bahwa banyak yang kembali ke perilaku lama setelah Ied tiba. Lantas apakah gelar orang-orang yang menang itu pantas kita raih? Atau itu hanya klaim sepihak yang kita lakukan untuk ikut-ikutan menang bersama mereka yang benar-benar berjihad? Sudah saatnya bagi kita untuk bermuhasabbah.

WaALLAHua'lambishawwab

5 comments:

  1. Kapan nulis lagi.. hehe

    ReplyDelete
  2. "Bukan hanya untuk orang tua yang sudah menginjak usia senja, melainkan untuk semua kalangan usia. Panggilan shalat tepat waktu adalah perintah yang harus kita tunaikan."

    *suka yang ini

    ReplyDelete
  3. alhamduliLLAH, terima kasih...semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya !

Disqus for "JANNAH" We're Coming !!!