Sep 12, 2011

Mulailah dari Keteladanan

BismiLLAH.

06082011(008)


Kisah ini tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di pinggiran kota yang terkenal sangat tidak disiplin dan siswanya sangat bandel dan sering melawan. Para guru sudah kewalahan mengahadapi para siswa tersebut. Mulai dari siswa yang terlambat hingga yang bolos jumlahnya sudah tidak bisa ditolerir lagi.

Sampai suatu ketika kepala sekolahnya pun mengundurkan diri, karena merasa gagal membawa sekolah tersebut menjadi lebih baik.

Para dewan guru, mulai cemas. Kepala sekolah yang selama ini sudah begitu sabar memimpin mereka, memandu gerak langkah mereka secara bersama membimbing siswa tersebut, kini memutuskan untuk melangkahkan kakinya pergi dari sekolah tersebut.

Selama beberapa minggu, sekolah itu harus kehilangan sosok kepala sekolahnya. Para dewan guru tetap bertahan, karena mereka tak punya pilihan lain, inilah satu-satunya mata pencaharian mereka. Tanpa kepala sekolah, tingkah para siswa itu semakin menjadi parah.

***

Selang beberapa minggu kemudian, pertolongan itu tiba.

Seorang pria paruh baya tampak datang kesekolah itu sambil mengendarai vespa tuanya. Wajahnya penuh dengan kerutan yang memberikan gambaran berapa usianya saat itu. Ia langkahkan kakinya menuju ruang guru. Para guru manatapnya lekat-lekat, penuh tanya “siapa sebenarnya bapak ini?”.

Ia letakan tasnya disalah satu meja guru. Kemudian ia pun mulai menjelaskan siapa dirinya. Depdiknas menunjuknya untuk menggantikan kepala sekolah sebelumnya untuk memimpin sekolah ini.

Dewan guru merasa begitu lega, doa mereka terjawab. Akhirnya telah hadir seorang pemimpin yang akan membawa mereka untuk membantu mendidik siswa-siswa mereka.

Kepala sekolah baru itupun meminta kepada seluruh guru untuk segera mengumpulkan semua siswa di lapangan untuk melaksanakan upacara, karena memang kebetulan hari itu hari senin.

Para siswa yang mendengar desas-desus bahwa mereka kedatangan kepala sekolah baru, merasa penasaran dan sepakat untuk ikut upacara tersebut.

Tibalah saatnya penyampaian amanat upcara yang langsung disampaikan oleh kepala sekolah tersebut. Dengan penuh wibawa ia mengenalkan siapa dirinya kepada siswa-siswa SMK tersebut, alasan mengapa ia berada di sekolah itu, dan apa tujuan yang ingin dicapainya bersama dewan guru dan para siswa semua.

Ia sampaikan bahwa ia ingin menunjukan kepada semua bahwa sekolah ini bisa disiplin, dan ia yang akan bertanggungjawab untuk menegakan kedisiplinan disekolah ini.

Para siswa yang dari tadi menyepelekan dan ngobrol sendiri, secara serentak hening. Mereka merasa belum pernah mendengar peraturan yang barusan mereka dengar. Peraturan yang dibuat kepala sekolah itu juga membuat kaget dewan guru.

Beliau berkata “Mulai besok, yang terlambat masuk ke sekolah ini 5 menit saja maka ia harus lari keliling lapangan ini sebanyak 20 kali. Peraturan ini berlaku untuk semua warga sekolah, baik itu para siswa, para guru dan saya sendiri.”

***

Keesokan harinya, semua guru sudah hadir lebih awal. Para siswa juga banyak yang hadir lebih awal. Semuanya kini telah hadir kecuali kepala sekolah. Dewan guru mulai cemas, baru kemaren mereka mendengar amanat upacara yang begitu menggugah, hari ini mereka harus dikecewakan lagi.

Para siswa sudah banyak yang tertawa melihat waktu sudah menunjukan jam 07.20 dan kepala sekolah masih belum tampak batang hidungnya.

Banyak pula diantara mereka yang berpendapat, “yah peraturan kemaren paling hanya omong kosong”. Mereka meragukan bahwa kepala sekolah akan menjalankan apa yang ia ucapkan kemaren.

Jauh di ujung jalan menuju sekolah, tampak kepala sekolah sedang mendorong vespa tuanya. Baju dinasnya basah oleh peluh keringat. Ia tahu bahwa bensin vespanya tak akan cukup mengantarnya sampai sekolah hari ini. Namun karena dikantongnya tak ada uang sepeser pun, ia tetap nekat berangkat. Akhirnya ia harus mendorong motornya ketika mulai mogok ketika hampir tiba di sekolah.

Para siswa yang dari tadi belum masuk kelas, kembali tertegun melihat kepala sekolah mereka kini tiba dengan baju basah penuh keringat di depan lapangan upacara kemaren. Sambil menghela nafas pelan, ia parkir vespa tuanya didekat lintasan lapangan.

Dewan guru pun berhambur menuju lapangan ketika tahu kepala sekolah sudah tiba. Mereka semua bertanya-tanya “Apa yang akan dilakukan oleh kepala sekolah?”

Ketika sampai di lapangan, mereka mendapati seluruh siswa berdiri terdiam membisu. Pandangan mereka semua tertuju ke pria paruh baya yang kini kini tengah berlari mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali. Wajah tuanya tampak kelelahan tapi ia belum berhenti sampai akhirnya kepala sekolah tersebut tak sadarkan diri pada putaran kelima belas.

Para siswa terpana, belum pernah mereka melihat sosok kepala sekolah yang begitu bertanggungjawab atas setiap ucapannya. Hari itu, tanpa ucapan sang kepala sekolah mengajari mereka tentang arti disiplin dan tanggungjawab.

Para dewan guru segera membawa kepala sekolah keruang UKS untuk di berikan pertolongan.

***

Mentari bersinar cerah, hari itu aktifitas sekolah berbeda seperti hari biasanya. Tak ada lagi siswa yang berkeliaran di luar jam pelajaran.

Tampak para siswa sedang asyik belajar bersama guru mereka di ruang kelas masing-masing.

Kepala sekolah sedang berjalan menyusuri koridor sekolah, memperhatikan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu.

Perlahan ia telah merubah keadaan sekolah itu, ia merubahnya dengan keteladanan dan tanggungjawab.

***

Semoga kisah di atas bermanfaat, tidak hanya untuk penulis namun juga untuk pembaca semua. Silahkan komentar agar saya tahu pendapat anda tentang tulisan diatas.

Terima kasih.


Picture by Aditia A. Pratama

8 comments:

  1. Prabu Sinatria Anom9/12/2011 10:32 PM

    Mantabs. mas.. sangat menginspirasi.. itulah yang dibutuhkan bangsa kita selama ini... sosok dari kalangan pendidik, yang mengajar dengan akhlak.. tanggung jawab... saya salah seorang yang berada dalam dunia pendidikan .. saat ini kita harus lebih banyak mengikuti apa yang telah diajarkan oleh Rosululloh tentang keteladanan " Ibd'a Binafsik " mulailah dari di sendiri.. berdakwah dengan kelakuan " Bil Hal " dengan contoh dan tauladan yang baik... semoga bangsa kita menjadi bangsa yang besar manakala para pendidik kembali kepada fitrah... dalam mendidik yaitu berkaca dan mengikuti sunnah Rosululloh SAW... negara kita kaya bangsa kita bangsa hebat bila ditunjang dengan pendidikan yang kuat... semoga.. :)

    ReplyDelete
  2. Erwin Sofwan9/12/2011 10:38 PM

    agar bayangannya lurus maka tongkatnya juga harus lurus...

    ReplyDelete
  3. kisah yang sangat menginsupirasi mas, thanks berat ya sharingnya :)

    ReplyDelete
  4. InsyaALLAH mas...semakin banyak orang2 seperti mas yudhi di negara ini, semakin menuju kebaikan insyaALLAH...Aamiin Yaa Rabb

    Semangat selalu mas !

    ReplyDelete
  5. yups...langsung ke akarnya, jangan berkutat di batang atau dahannya ajah :)

    ReplyDelete
  6. AlhamduliLLAH, semoga bermanfaat yah mas

    ReplyDelete
  7. Keren. . . !! I like it ^^

    pemimpin seperti itulah yang diperlukan negara ini :)

    ReplyDelete
  8. inspiratif....
     

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya !

Disqus for "JANNAH" We're Coming !!!