Aug 2, 2010

Berdoalah, Memintalah, Ramadhan Segera Tiba!

Bulan ini, sekecil apapun ibadah berlipat ganda balasannya. Tapi karena kita sudah terlalu sering mendengar, seolah kita menjadi imun dan kebal. Jangan jadikan, Ramadhan sia-sia!

Sahabat
Seorang ulama Palestina pernah singgah dan silaturahim di kantor kami. Setelah berbincang panjang, saya kemudian mengutarakan sebuah hajat, “Berikanlah nasihat kepada kami.”

Sang ulama dengan wajahnya yang teduh, kemudian berkata dengan sangat sederhana. “Apalagi yang bisa saya nasihatkan? Tidakkah cukup nasihat al Quran untuk kita?”

Begitulah dialog kecil antara saya dengan Syekh Abu Bakr Al-'Awawidah. Sungguh, nasihat yang mendasar dan sangat substansial. Andai saja kaum Muslimin membaca dengan cermat, semua nasihat ada di dalam kitab. Begitu juga dengan Ramadhan, salah satu ayat yang sangat popular dibacakan adalah seruan untuk menunaikan shiam.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS al Baqarah: 183-185)

Ayat ini adalah nasihat langit, dan bagi siapa saja yang mengamalkannya, keberuntungan akan berpihak dan derajat mulia akan menjadi ganjaran. Dalam kitabnya Fadha’ilul Auqat, Imam Albaihaqi mengisahkan tentang turunnya ayat ke-185 dari surat al Baqarah. Beliau mengutip perkataan Ibnu Abi Laili yang berkata, “Sahabat-sahabat kami menuturkan bahwa sesampainya di Madinah, Rasulullah saw memerintahkan kaum Muslimin untuk berpuasa selama tiga hari. Setelah itu turunlah perintah puasa Ramadhan. Padahal (waktu itu) penduduk Madinah belum terbiasa berpuasa, sehingga puasa pun menjadi berat bagi mereka. Akhirnya setiap orang yang tidak kuat berpuasa memberi makan seorang miskin. Maka turunlah ayat, “Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS al Baqarah: 185)

Semua itu demi kemuliaan yang sangat rugi jika kita tinggalkan. Semua waktu adalah mulia di bulan ini. Karena sejak malam pertama di bulan mulia, berbagai keistimewaan telah diberikan Allah pada hamba yang mencari ridha-Nya. Abu Hurairah meriwayatkannya dari Rasulullah yang bersabda, “Apabila memasuki malam pertama bulan Ramadhan, syetan-syetan dan jin-jin akan dibelenggu, semua pintu neraka dikunci dan tidak ada satu pintu pun yang dibuka. Sementara semua pintu surga dibuka dan tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Lalu sebuah seruan akan menyeru seperti ini, “Wahai orang-orang yang ingin berbuat baik, bersegeralah! Wahai orang-orang yang ingin berbuat buruk, batalkanlah! Dan sesungguhnya pada malam ini Allah membebaskan banyak orang dari api neraka.” (HR Tirmidzi & Ibnu Majah)

Sejak malam pertama, setiap hari adalah istimewa di bulan mulia. Wahai orang-orang yang ingin berbuat baik, segeralah! Surga sedang menanti dengan pintu yang terbuka.

Barangkali kita sudah terlalu sering mendengar, tentang syetan-syetan yang dibelenggu, pintu neraka yang tertutup rapat dan pintu surga yang dibuka luas. Dan mungkin, karena terlalu sering mendengar, kita menjadi imun dan kebal pada pengertian yang sesungguhnya dari hadits dan kabar istimewa yang diberikan oleh Rasulullah kepada kita. Mungkin, yang perlu kita lakukan adalah duduk sejenak, dengan hati yang sangat tenang, dengan pikiran yang tidak gusar, membaca pelan-pelan dan berdoa kepada Allah agar dibukakan hikmah atas semua hal yang sudah terlalu sering kita dengar. Jika tak turut serta, kita akan tertinggal kereta yang penuh dengan orang-orang yang akan pergi menuju ridha Allah dan berharap bertemu dengan Rasulullah.

Rasulullah saw memberikan kabar gembira, bahwa umatnya akan diberi lima perkara yang belum pernah diberikan oleh Allah pada umat-umat sebelumnya. Pertama, bau tak sedap dari mulut orang-orang yang berpuasa di sisi Allah akan tercium seperti minyak kasturi. Duhai, pertama istimewanya. Kedua, para malaikat akan berdoa meminta ampun atas umat ini sampai tiba waktu berbuka. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa nafsu dan dosa, makhluk yang sangat dekat dan hanya beribadah kepada Allah sedang mendoakan kita, siapa yang tak menginginkannya? Ketiga, setiap hari Allah menghiasa surga dan berkata pada surga, “Hamba-hambaku yang berpuasa akan meninggalkan beban derita dan akan mendatangimu.” Bayangkan, betapa mulianya, sampai-sampai ganjaran yang akan diberikan adalah surga yang dihias Allah sendiri. Keempat, syetan-syetan dibelenggu sehingga mereka tidak akan leluasa berbuat jahat. Mahasuci Allah yang telah memberikan demikian besar perlindungan pada hamba-hamba yang menghendakinya. Kelima, pada malam terakhir Ramadhan, orang yang berpuasa akan diampuni dosanya. Sungguh, jika ada yang tidak berlomba dengan segala keistimewaan ini, entah hatinya terbuat dari apa.

Bersegaralah, bersegaralah! Semua melimpah. Semuanya penuh berkah.

Orang yang memberi makan dan minum kepada mereka yang berpuasa, kata Rasulullah, “Kelak Allah akan memberinya minum dari telagaku.” Duhai, telaga Kautsar yang dijanjikan. Allah akan memberi minum pada kita hanya dengan cara memberi makan dan minum orang-orang yang berpuasa.

Dari Abu Said al Khudri meriwayatkan, bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Tidak ada seorang Mukmin yang shalat pada malam harinya, melainkan Allah menuliskannya seribu lima ratus kebaikan untuk setiak sujudnya. Allah membangun untuknya rumah di surga yang terbuat dari permata merah, dengan enam puluh ribu pintu dan setiap pintunya mempunyai istana yang terbuat dari emas dan terbungkus permata merah. Apabila ia melaksanakan puas apada hari pertama Ramadhan, akan diampuni dosanya yang telah lalu sampai hari ini. Barangsiapa hidup di bulan Ramadhan, tujuh puluh ribu malaikat akan memohon ampunan untuknya setiap hari, sejak shalat Subuh sampai terbenam matahari. Setiap sujud yang ia lakukan pada bulan Ramadhan, baik siang atau pun malam akan dibalas Allah dengan sebuah pohon yang mempunyai naungan sejauh perjalanan lima ratus tahun.” (Fadha ‘Ilul Auqat, Imam Albaihaqi)

Sesungguhnya, surga senantiasa berhiasa pada bulan ini. Dan seandainya hamba-hamba tahu kemuliaan dan apa yang terjadi di bulan Ramadhan, niscaya mereka akan berharap sepanjang tahun adalah Ramadhan.

Suatu ketika, sebelum memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah bertanya pada para sahabatnya. “Mahasuci Allah, apa yang hendak kalian jumpai? Apa pula yang hendak menjumpai kalian semua?”

Sahabat Umar bin Khattab maju untuk menjawab. “Demi ayah dan ibuku wahai Rasulullah. Yang akan kami jumlah adalah turunnya wahyu atau datangnya musuh,” ujar Umar bin Khattab ra.

“Bukan itu, melainkan Ramadhan yang pada malam pertanya Allah akan memberikan ampunan untuk umat ini,” jawab Rasulullah kepada seluruh sahabat.

Para sahabat yang mendengar, salah satu diantaranya sampai menggelengkan kepala ada yang berkata, “Bah...bah....”

Melihat hal ini, Rasulullah bertanya. “Sepertinya engkau tidak suka dengan apa yang kamu dengar?”

“Bukan. Bukan begitu, ya Rasulullah. Hanya saja aku teringat orang-orang munafiq,” jawab sahabat.

“Orang munafik adalah kafir dan orang kafir tidak akan mendapat apapun pada bulan ini,” terang Rasulullah.

Naudzubillah, semoga Allah menjauhkan kita dari perilaku yang akan menjebak kita pada ciri-cirik munafiq. Sebab, tak akan ada kemuliaan yang bisa kita dapatkan.

Perbanyaklah doa di bulan ini, karena tak satupun doa yang tak didengar dan diterima. Ibnu Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah pernah bersabda tentang keistimewaan bulan Ramadhan. “Sesungguhnya, setiap orang yang bertaubat, akan diterima taubatnya. Setiap orang yang berdoa, akan dikabulkan doanya. Setiap orang yang meminta akan dipenuhi permintaannya. Dan apabila tiba waktu berbuka pada setiap malam bulan Ramadhan, Allah membebaskan sebanyak enam puluh ribu orang dari api neraka. Dan apabila Idul Fitri tiba, Allah membebaskan sebanyak yang telah dibebaskan selama sebulan penuh, yaitu tiga puluh hari kali enam puluh ribu orang.”

Bulan ini betapa meruah dengan berbagai anugerah. Maka sungguh masuk akal jika Malaikat Jibril pernah berkata pada Rasulullah tentang kerugian orang yang tak mendapat ampunan di bulan Ramadhan. “Jibril as baru saja berkata kepadaku, “Celakalah seorang hampa yang berpuasa pada bulan Ramadhan tetapi dosanya tidak diampuni.” Lalu aku mengamini....” (HR Ahmad & Tirmidzi)

Apa saja yang membuat kita sia-sia dan karenanya menjadi celaka? Sabda Rasulullah, “Apabila seseorang yang berpuasa tidak meninggalkan perkataan dusta, perbuatan culas, dan kejahiliyahan, maka Allah tidak butuh pada upayanya meninggalkan makan dan minum.” (HR Bukhari, Tirmidzi, Ahmad & Ibnu Majah)

Puasa, sabda Rasulullah, adalah perisai. Dan perisai berfungsi sebagai pelindung. Tapi sabda Rasulullah lagi, puasa adalah perisai selama engkau tidak merusaknya. Maka, jangan rusak Ramadhan kita dengan perilaku yang membuat kita menjadi orang-orang yang tak terlindungi. Mahasuci Allah, semoga puasa ini melindungi kita dari fitnah dunia dan azab akhirat yang tak akan pernah mampu kita menanggungnya.

2 comments:

  1. Aslmkm kang minta ijin copas untuk disebarkan..Jazakalloh..

    ReplyDelete
  2. Aditia A. Pratama8/16/2011 10:34 AM

    waalaykumsalam wr wb, silakan..semoga bermanfaat pak :)

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya !

Disqus for "JANNAH" We're Coming !!!